STUDI LANJUT: SEBUAH KEHARUSAN BAGI SANTRI
Ditulis Oleh : M Fariz Azhami– Santri PPM Aswaja Nusantara
Perkembangan dunia yang semakin pesat menuntut kita untuk terus mencari ilmu, tidak saja ilmu agama, namun juga ilmu umum. Perpaduan keduanya menjadi kewajiban yang wajib dimiliki santri-santri saat ini. Santri yang selama ini hanya digambarkan hanya terus-menerus menuntut ilmu agama juga harus memiliki peran besar dalam perkembangan ilmu umum. Berbagai tokoh telah membuktikannya, bahwa santri dapat menjadi apa saja dan berguna di mana saja.
Dalam rangka membuktikan keterlibatannya dalam membentuk masa depan santri, PPM Aswaja Nusantara menggelar shortcourse bertemakan persiapan studi lanjut dan strategi meraih beasiswa pada tanggal 16 Januari 2022. Hal ini merupakan lanjutan dari rangkaian shortcourse yang diadakan oleh PPM Aswaja Nusantara selama kurang lebih satu bulan. Shortcourse ini diisi oleh Aziz Awaludin, seorang santri yang juga menjadi peneliti di bidang pendidikan, kebijakan, dan teknologi yang saat ini sedang menempuh studi S3 di University of Wisconsin-Madison. Ia melanjutkan kuliah doktoralnya tersebut menggunakan beasiswa Fulbright yang didapatkannya setelah pada jenjang sebelumnya, S2, ia mendapatkan beasiswa LPDP di Monash University.
Aziz menceritakan cerita tentang kehidupannya yang lahir dari keluarga NU dan kemudian caranya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Ia bahkan menggambarkan bagaimana suasana pondoknya yang tersusun dari triplek hingga kini ia bisa belajar di kelas yang penuh dengan teknologi modern. Baginya, menjadi santri bukan halangan untuk dapat mencari ilmu hingga luar negeri. Ia juga menekankan pada seluruh santri untuk tidak minder dengan keadaan yang dimiliki saat ini.
Ia membagikan berbagai tips dan trik untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri: pertama, bahasa. Menurutnya, hal pertama yang harus dicapai untuk kuliah ke luar negeri adalah kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Ini merupakan syarat yang paling utama untuk kuliah di luar negeri, sebab, bahasa Inggris inilah yang akan digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Kemampuan bahasa Inggris ini dapat dicek melalui berbagai tes seperti IELTS, TOEFL, dan Duolingo.
Kedua, hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan beasiswa adalah menargetkan beasiswa. Terdapat berbagai macam beasiswa yang disediakan oleh negara, kampus, maupun pihak swasta lain yang dapat didapatkan oleh santri, seperti: LPDP, LPDP Santri, Fulbright, Australian Awards Scholarship, dsb.
Ketiga, hal yang harus dilakukan adalah menulis CV dan esai yang bagus. Esai ini harus ditulis sekreatif mungkin, sebab biasanya terdapat aturan-aturan tertentu yang diminta oleh pihak pemberi beasiswa, seperti menjelaskan seluruh kehidupan pendaftar dengan batasan-batasan jumlah kata tertentu.
Keempat, mencari profesor yang prospektif. Hal ini menjadi sangat penting bagi mereka yang ingin mendaftar S3 di luar negeri, sedangkan, di jenjang S2, hal ini mungkin saja dibutuhkan mungkin saja tidak. Dalam mencari profesor ini dapat dilakukan dengan mengunjungi laman kampus dan membaca karya-karya milik profesor tersebut. Hal ini dilanjutkan dengan mengontak profesor yang akan dipelajari keilmuannya. Balasan dari profesor inilah yang bisa jadi menjadi kekuatan utama pelamar beasiswa ketika melakukan wawancara.
Kelima, melakukan wawancara. Dalam melaksanakan wawancara, seseorang harus bisa untuk membedakan perbedaan kemampuannya dengan para pelamar lain. Hal ini perlu ditekankan, sehingga membuat pewawancara akan memeprtimbangkan untuk memilih kita sebagai pelamar. Selain itu, dalam sesi wawancara ini, seseorang harus jujur dengan segala jawaban yang diberikan. Mengatakan “tidak tahu” merupakan hal yang diperbolehkan dalam sesi ini. Menjadi kreatif pun perlu dalam sesi wawancara seperti dengan membawa poster/gambar dan membawa berbagai amunisi lain seperti sertifikat. Kemudian, improvisasi jawaban juga harus dilakukan agar jawaban tidak menjadi jawaban yang normatif.
Di sesi akhir, Aziz mengungkapkan agar jangan lupa untuk berdoa, ziarah, dan meminta restu pada orang tua. Sebab, sebagai seorang santri, berbagai hal tersebut merupakan hal yang sangat penting. Aziz juga memberikan pesan kepada semua santri agar terus termotivasi melakukan studi lanjut di luar negeri apapun keadaannya saat ini.